Strategi Pemasaran Ritel
Strategi pemasaran ritel adalah pemasaran yang mengacu kepada
variabel, dimana pedagang eceran dapat mengkombinasikan menjadi jalan
alternatif sebagai suatu strategi pemasaran untuk dapat menarik
konsumen. Variabel tersebut umumnya meliputi faktor seperti : variasi
barang dagangan dan jasa yang ditawarkan, harga, iklan, promosi, dan
tata ruang, desain store, lokasi store dan merchanding . Untuk menjaga kelangsungan hidup serta kemajuan dan
keunggulan dalam bisnis eceran yang semakin kompetitif, maka pengelola
bisnis tersebut harus berupaya menerapkan strategi berupa program bauran
penjualan eceran yang diharapkan memunculkan minat konsumen
.
Komponen produk, harga, tempat, dan promosi atau lebih dikenal dengan
4P (product, price, place, and promotion) dengan menitikberatkan
perhatian yang berbeda-beda pada keempat variabel tersebut karena
tergantung kepada sipembuat keputusan pemasarannya untuk menyesuaikan
dengan lingkungan yang cenderung berubah-ubah yang berusaha untuk
memenuhi kebutuhan pelanggan dan mencapai tujuan perusahaan, dimana
konsep tersebut berlaku bagi bisnis eceran dengan penekanan pda faktor
yang berlainan (McCarthy, 1993)
Prinsip dasar pada ritel modern yang terdiri dari 4 P:
a. Product (Produk)
Produk menurut Kotler and Armstrong (2001) adalah segala sesuatu yang
ditawarkan kepasar untuk diperhatikan, dimiliki, digunakan, atau
dikomsumsi yang dapat memuaskan keinginan atau kebutuhan. Menurut Porter
(1996), keunggulan suatu produk agar dapat diterima dan bertahan
dipasar ditentukan oleh ciri khas atau keunikan produk tersebut
dibandingkan dengan produk yang lain yang ada dipasar (Porter, 1996)
b. Price (Harga)
Strategi dalam penetapan harga bisa dilakukan dengan beberapa cara, misalnya : Harga bundling, harga predatory, harga berbasis kompetisi, harga cost plus,
harga berorientasi pasar, harga premium, harga psikologis, harga
dinamis (Kotler and Armstrong, 2010). Ada tiga pihak yang menjadi dasar
pertimbangan dalam penetapan harga oleh sebuah perusahaan ritel yaitu
konsumen, dirinya sendiri, dan pesaing.
Menurut Ma’ruf (2005) , impementasi strategi harga antara lain :
- Penetapan harga secara tetap untuk periode waktu tertentu
dan harga yang ditetapkan secara variatif sesuai fluktuasi tingkat
permintaan konsumen.
- Penetapan harga ganjil, seperti Rp. 99.000, Rp. 199.000, Rp. 749.000
- Leader pricing, penetapan harga dimana profit marginnya lebih rendah daripada tingkat yang biasa diraih bertujuan untuk menarik konsumen yang lebih banyak.
- Penetapan harga paket, yaitu harga yang didiskon untuk penjualan lebih dari satu unit per itemnya.
- Harga bertingkat, ini diberlakukan untuk produk yang mempunyai banyak model dan harga yang beragam.
c. Promotion (Promosi)
Menurut Philip Kotler (1997, p.153) proses keputusan pembelian
dipengaruhi oleh rangsangan pemasaran dan rangsangan lain. Bauran
promosi yang meliputi periklanan (advertising), penjualan pribadi (personal selling), hubungan masyarakat (public relation) dan publisitas(publicity), promosi penjualan (sales promotion), dan pemasaran langsung (direct marketing) adalah bagian dari rangsangan pemasaran yang merupakan variabel yang dapat dikontrol oleh perusahaan.
Menurut Schoell (1993, p.424), Tujuan promosi adalah memperoleh perhatian, mendidik, mengingatkan, dan meyakinkan.
d. Place (Lokasi)
Saluran pemasaran adalah serangkaian organisasi yang saling
tergantung yang terlibat dalam proses menjadikan barang dan jasa siap
digunakan atau dikomsumsi (Kotler, 2002). Menurut Losch, Lokasi
penjualan sangat berpengaruh lokasi penjual sangat berpengaruh terhadap
jumlah konsumen yang dapat digarapnya. Makin jauh dari tempat penjual,
konsumen makin malas membeli karena biaya transportasi untuk mendatangi
tempat penjual semakin mahal. Losch cenderung menyarankan agar lokasi
produksi berada dipasar atau dekat dengan pasar.
Lokasi adalah faktor terpenting dalam pemasaran ritel. Pada lokasi
yang tepat, sebuah gerai akan lebih sukses dibandingkan gerai
lainnya yang berlokasi kurang strategis, meskipun keduanya menjual
produk yang sama dengan pramuniaga yang sama terampilnya dan mempunyai
citra toko yang bagus.
Startegi pemasaran yang baik juga harus didukung dengan kualitas
pelayan yang baik. Menurut Christopher H. Lovelock et.al (1996)
menyatakan bahwa kualitas pelayanan merupakan bentuk pelayanan yang
harus disesuaikan dengan harapan dan kepuasan konsumen didalam memenuhi
kebutuhan dan keinginan mereka. Salah satu cara perusahaan untuk tetap
dapat unggul bersaing dengan memberikan pelayanan dengan kualitas yang
lebih tinggi dari pesaingnya secara konsisten. Harapan konsumen dibentuk
oleh pengalaman masa lalunya, pembicaraan dari mulut kemulut serta
promosi yang dilakukan kemudian dibandingkannya. Menurut Payne (2000)
membentuk model kualitas pelayanan yang menyoroti syarat-syarat utama
memberikan kuliatas pelayanan diantaranya adalah :
- Kesenjangan antara harapan konsumen dengan persepsi management
- Kesenjangan antara persepsi management terhadap harapan konsumen dengan spesifikasi terhadap kualitas pelayanan.
- Kesenjangan antara spesifikasi kualitas pelayanan dan penyampaian pelayanan.
- Kesenjangan antara pelayanan yang dirasakan dan pelayanan yang diharapkan.
Menurut Zeithaml and Bitner (2003), kualitas pelayanan mencerminkan
evaluasi persepsi konsumen tentang elemen-elemen jasa (kualitas
interaksi, kualitas lingkungan fisik, dan kualitas hasil), kemudian
elemen-elemen jasa akan dievaluasi berdasarkan dimensi kualitas
pelayanan yang spesifik, antara lain : kehandalan, daya tangkap,
jaminan, kemudahan dalam melakukan hubungan, dan bukti langsung.
Nama : Abung Fayshal
Kelas : 3DD01
NPM : 33209817
sumber : http://liawillyarti.wordpress.com/2010/12/13/strategi-pemasaran-ritel-terhadap-kepuasan-dan-loyalitas-konsumen/
http://www.anneahira.com/pemasaran-ritel-13260.htm